French Press
Bagi anda yang menggeluti seduh manual, pasti sudah tidak asing dengan alat seduh ini. Wajar saja, alat ini merupakan alat yang biasanya menjadi gerbang ke dunia seduh manual karena harganya yang relatif murah dan penggunaannya yang sangat mudah. Karena alasan ini juga, alat French Press dipasarkan kepada konsumen umum oleh salah satu produsen kopi besar di Indonesia untuk memberikan pengalaman baru dalam mengopi kepada khalayak umum.
Karena luasnya persebaran alat ini di dunia, terdapat banyak nama yang diberikan kepada alat ini di masing-masing negara. Di Italia, alat ini disebut caffettiera a stantuffo. Sementara di Selandia Baru, Australia, dan Afrika Selatan alat ini disebut coffee plunger. Sementara di Prancis sendiri alat ini disebut cafetière à piston, meskipun banyak orang Prancis juga sering menyebut alat ini dengan nama merek yang popular seperti Melior atau Bodum. Di Inggris dan Belanda, alat ini disebut cafetière. Dan nama French Press sendiri berasal dari Amerika dan Kanada yang juga menamakan alat ini Coffee Press.
Meskipun banyak digunakan, jarang orang yang tahu bahwa sejarah French Press dipenuhi dengan kontroversi. French Press pertama kali dibuat dengan menggunakan saringan logam atau kain yang disambung pada batang kayu. Alat sederhana ini kemudian digunakan untuk menyaring kopi dari panci yang mendidih. Hak paten pertama untuk alat French Press ini dimiliki oleh desainer dari Milan bernama Attilio Calimani dan Giulio Moneta yang mematenkan desainnya pada tahun 1929. Lalu, desain tersebut diubah oleh Faliero Bondanini dari Swiss yang kemudian mematenkan desainnya sendiri pada tahun 1958 dan memasarkannya dengan nama Chambord. Faliero Bondanini juga memulai produksi massal di sebuah pabrik Klarinet di Prancis bernama Martin SA dan meningkatkan popularitas alat ini di Eropa. Popularitas alat ini di Eropa semakin melesat dengan produksi oleh perusahaan lain seperti Household Articles Ltd. di Inggris dan Bodum di Denmark. Hingga saat ini, French Press menjadi alat seduh kopi manual yang mudah digunakan dan dapat menghasilkan kopi tanpa ampas yang nikmat.
Karena luasnya persebaran alat ini di dunia, terdapat banyak nama yang diberikan kepada alat ini di masing-masing negara. Di Italia, alat ini disebut caffettiera a stantuffo. Sementara di Selandia Baru, Australia, dan Afrika Selatan alat ini disebut coffee plunger. Sementara di Prancis sendiri alat ini disebut cafetière à piston, meskipun banyak orang Prancis juga sering menyebut alat ini dengan nama merek yang popular seperti Melior atau Bodum. Di Inggris dan Belanda, alat ini disebut cafetière. Dan nama French Press sendiri berasal dari Amerika dan Kanada yang juga menamakan alat ini Coffee Press.
Meskipun banyak digunakan, jarang orang yang tahu bahwa sejarah French Press dipenuhi dengan kontroversi. French Press pertama kali dibuat dengan menggunakan saringan logam atau kain yang disambung pada batang kayu. Alat sederhana ini kemudian digunakan untuk menyaring kopi dari panci yang mendidih. Hak paten pertama untuk alat French Press ini dimiliki oleh desainer dari Milan bernama Attilio Calimani dan Giulio Moneta yang mematenkan desainnya pada tahun 1929. Lalu, desain tersebut diubah oleh Faliero Bondanini dari Swiss yang kemudian mematenkan desainnya sendiri pada tahun 1958 dan memasarkannya dengan nama Chambord. Faliero Bondanini juga memulai produksi massal di sebuah pabrik Klarinet di Prancis bernama Martin SA dan meningkatkan popularitas alat ini di Eropa. Popularitas alat ini di Eropa semakin melesat dengan produksi oleh perusahaan lain seperti Household Articles Ltd. di Inggris dan Bodum di Denmark. Hingga saat ini, French Press menjadi alat seduh kopi manual yang mudah digunakan dan dapat menghasilkan kopi tanpa ampas yang nikmat.
Untuk memaksimalkan rasa kopi yang didapat dari penggunaan French Press, perlu diingat bahwa pencampuran antara kopi dan air terjadi pada bubuk kopi yang terendam penuh di dalam air yang tidak mengalir. Oleh karena itu, faktor yang perlu diperhatikan dalam penyeduhan adalah ukuran gilingan kopi, suhu air, dan lama perendaman. Pada umumnya, ukuran gilingan biji kopi yang digunakan untuk alat ini adalah ukuran kasar. Sementara, untuk suhu air dan lama perendaman, terdapat standar yang beredar untuk merendam bubuk kopi selama 4 menit dengan suhu air 85 - 92 Celsius. Namun tentunya, berhubung pada akhirnya kenikmatan kopi ditentukan oleh peminumnya, tidak ada metode pembuatan yang bersifat baku dan kaku. Bahkan, jika diinginkan, alat ini juga dapat digunakan untuk membuat kopi seduh dingin dengan cara merendam bubuk kopi pada air dingin selama 6 - 24 jam sebelum disaring. Hal ini tentunya wajar karena dalam penyeduhan manual masing-masing variabel penyeduhan dapat diubah agar hasil seduhan kopi dapat menyesuaikan dengan selera masing-masing orang dan perlu eksperimentasi yang berulang untuk mendapatkan rasa seduhan yang cocok.
Penyeduhan kopi dengan French Press berpotensi menghasilkan rasa kopi yang relatif lebih kental dan kuat dibanding metode seduh lainnya. Namun demikian, penyeduhan dengan menggunakan French Press juga berpotensi membuat rasa kopi menjadi hambar. Hal ini biasanya terjadi akibat kurang maksimalnya ekstraksi kopi akibat gilingan kopi yang terlalu kasar, waktu perendaman yang kurang lama, atau suhu air yang terlalu rendah. Perlu diingat juga bahwa masing-masing kopi memiliki parameter penyeduhan optimal yang berbeda. Sehingga diperlukan eksperimentasi yang berulang untuk mendapatkan hasil seduh yang optimal dari alat ini.
Selamat mencoba!
No comments:
Post a Comment