Sunday, April 8, 2018

Benarkah Kopi Dapat Memicu Kanker?

Setidaknya seminggu lalu sempat heboh di California, AS sana, seorang hakim meminta semua perusahaan kopi di negara bagian tersebut memasang peringatan potensi bahaya kanker yang ditimbulkan secangkir kopi.

Pemicunya adalah laporan dari sebuah lembaga nonprofit, Council for Education and Research on Toxics yang mengatakan adanya zat kimia akrilamida dalam kopi. Unsur ini biasa muncul juga dalam produk rokok. Benda ini disinyalir dapat memicu sel kanker dalam tubuh kita.

Kasus ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah buat perusahaan sekelas Starbucks, bahkan Dunkin Donuts dan McD yang memiliki produk kopi dan gerai di California. Selain itu hal ini berdampak juga kepada pengusaha-pengusaha kafe kecil yang menjual kopi di kota ini.

Hingga saat ini perusahaan-perusahaan tersebut menolak berkomentar. Pengajuan terhadap keberatan tersebut disampaikan maksimal hingga 10 April ini.

Kopi penyebab kanker?

Sudah banyak studi dilakukan mengenai hal ini. Seorang profesor kesehatan di Stanford University, John Ioannidis, menanggapi hal ini, "Jumlah akrilamida yang dikonsumsi oleh orang-orang dalam secangkir kopi, sangat kecil dan sangat sulit untuk disebutkan zat tersebut menyebabkan kanker."

"Di antara sekian banyak hal-hal yang membahayakan dan menyebabkan kanker, kopi adalah yang paling aman," tegas Ioannidis.
Untuk menyebutkan salah satu di antara manfaat kopi sebagai penghambat sel kanker, ada penelitian dari The British Medical Journal yang telah dipublikasikan tahun lalu. Di situ disebutkan kopi dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.

Terlebih lagi, tahun 2016 lalu badan kesehatan dunia, WHO sudah menonaktifkan status minuman kopi dari daftar karsinogen berbahaya.

Bagaimana reaksi masyarakat California?

Sebenarnya sudah banyak kafe kopi di California mencantumkan label peringatan kanker di produk mereka. Namun kenyataannya masih banyak pembeli sebodo amat dengan label tersebut.

"Saya rasa hal itu (keputusan hakim California) tidak menghentikanku meminum kopi," ujar salah satu peminum kopi Jen Bitterman, seorang digital marketing. "Aku menyukai rasanya, energinya, ritualnya dan aku rasa aku ketagihan."

Belum lagi, Darlington Ibekwe, seorang ahli hukum di LA mengatakan, label peringatan di cangkir kopi yang dia beli bisa jadi sangat mengganggu. Tapi hal itu tidak bisa mencegah dia untuk menyesap rutin tiga cafe latte per pekan.

"Bro, ini tuh kayak merokok, terus aku harus dipaksa melihat ini? (label peringatan)," kata Ibekwe. "Bro, ayolah, aku sedang menikmati kopiku."

Nah, waktu berjalan terus. Para perusahaan kopi di California, barangkali sedang menyiapkan gugatannya. 10 April ini adalah batas mereka untuk menyerahkan berkas-berkas tersebut. Jika tidak, ketika peraturan ini disahkan (meskipun konsumen menganggap sebodo amat), maka total jendral, semua produk kopi di California akan menyertakan label peringatan bahaya kanker, (dan tentu saja ini menambah beban produksi dan barangkali mengurangi intensi pembelian orang terhadap kopi). Kita tunggu saja...


Sumber:
https://www.theverge.com/2018/4/2/17181834/coffee-health-benefits-cancer-risk-california-ruling
https://www.cbsnews.com/news/starbucks-cancer-warning-judge-rules-on-coffee-carcinogen-acrylamide/
https://www.cnbc.com/2018/03/30/california-judge-rules-that-coffee-requires-cancer-warning.html
https://lifestyle.okezone.com/read/2018/04/02/481/1881153/dinilai-bahayakan-kesehatan-starbuck-california-wajib-pasang-label-peringatan-kanker-di-cangkir-kopi

No comments:

Post a Comment