Tuesday, April 28, 2015

Bali Petang Kolt Bruh



Bali Petang

Kolt Bruh

Proses Pasca Panen
Semi Kering
(Honey Process)
Penyeduh
Kolt Bruh
Profil Sangrai
Medium Dark
Metode Seduh
Seduh Dingin
Tanggal Sangrai
Tidak tersedia
Tanggal Seduh
Tidak Tersedia
Harga
Rp 35.000 per botol
isi 300ml
Nilai
7/10

Rasa yang Timbul
Tembakau, Asap (smoky), Gosong (toast), Tanah (earthy)

Popularitas kopi seduh dingin (cold brew coffee) adalah sebuah fenomena tersendiri bagi gerakan kopi spesialti. Tren kopi seduh dingin dimulai di Amerika dengan terlibatnya nama-nama besar dalam kopi seperti Stumptown dan Blue yang memulai produksi kopi seduh dingin untuk kemudian dikemas dalam botol atau kaleng. Keuntungan utama dari teknik ini adalah berkurangnya rasa asam dari hasil seduhan kopi. Akibatnya, rasa kopi menjadi lebih dapat diterima bagi peminum kopi yang memiliki gangguan pencernaan akibat keasaman kopi dan menjadi lebih mengejutkan bagi peminum kopi yang mengasosikan kopi dengan rasa pahit. Selain itu juga, karena kopi ini dapat dikemas secara praktis, konsumsi kopi seduh dingin menjadi lebih mudah sehingga dapat diakses oleh lebih banyak orang. 

Meskipun ketenarannya saat ini di dunia dimulai dari Amerika, sejarah awal mula kopi seduh dingin ternyata berhubungan dengan perkebunan kopi di Indonesia pada saat penjajahan Belanda. Praktik perkebunan kopi di Pulau Jawa pada saat itu mendorong perdagangan kopi dari Indonesia (pada saat itu Hindia Belanda atau Dutch East Indies) ke Jepang dan Korea. Dalam perjalanan perdagangan, para pelaut membutuhkan metode seduh yang mampu menyeduh dalam jumlah besar dan tidak basi di saat perjalanan. Dari sinilah metode seduh dingin muncul sebagai solusi yang dapat mengawetkan seduhan kopi selama perjalanan dagang ke Jepang dan Korea. Melalui perendaman kopi dalam air dingin, para pelaut dapat menyeduh kopi dalam jumlah besar dan hasilnya pun tahan lama. Karena pengaruh praktik perdagangan Belanda dengan Jepang dan Korea pada saat itu, konsumsi kopi seduh dingin sudah dilakukan di warung-warung kopi Jepang sejak tahun 1920 pada Periode Taisho. Bahkan hingga saat ini, kopi seduh dingin di Jepang masih disebut Dutch Coffee (ダッチ・コーヒー).

Saat ini di Jakarta, kopi seduh dingin sudah dapat ditemukan di kafe-kafe sebagai salah satu opsi minuman kopi - meskipun di banyak kafe, metode seduh dingin baru pada tahap ekplorasi. Kemudian, karena kemampuan kopi seduh dingin untuk tidak basi dalam waktu yang cukup lama tanpa penambahan pengawet, kopi seduh dingin menjadi pilihan yang rasional untuk dijual secara botolan atau kalengan. Ditambah lagi, iklim Jakarta yang panas memberikan kesempatan tersendiri bagi penjualan minuman dingin ini kepada pecinta kopi di Jakarta. Selain itu juga, ketiadaan pihak yang mendominasi penjualan jenis kopi ini memberikan kesetaraan kesempatan yang merata bagi pengusaha yang ingin memulai bisnis penjualan kopi seduh dingin dalam kemasan botol di Jakarta. Salah satu merek yang menjual kopi seduh dingin saat ini adalah Kolt Bruh yang menjual produk mereka secara online melalui Facebook dan Instagram

Dari wawancara singkat yang dilakukan dengan pemilik Kolt Bruh, Wulan Tri Oktaviani dan Blaise Russell, Kolt Bruh dibuat sebagai sarana aktualisasi diri Wulan yang memilih untuk berkecimpung dalam dunia kopi. Sebelumnya, Wulan memang sudah berkecimpung di dunia perkopian Bali sebagai Barista dan Asisten Penyangrai di salah satu kafe besar di Bali. Setelah pindah ke Jakarta, Wulan ingin tetap berkecimpung dalam dunia kopi namun tidak mau menjadi Barista karena takut sosoknya akan lebih dinilai ketimbang kemampuannya membuat kopi. Selain itu juga, Wulan juga ingin mendapatkan kebebasan yang tidak bisa didapat dari pekerjaan kantoran sehingga Wulan mencoba untuk membuat usaha Kolt Bruh ini. Dengan ketiadaan pihak yang mendominasi produk kopi berjenis kopi seduh dingin, Wulan berharap produk Kolt Bruh dapat menjadi produk unggulan di pasar kopi seduh dingin. Untuk mewujudkan hal ini, Wulan dan Blaise rela mengantar produk ini di daerah Jakarta untuk mempermudah akses publik kepada produk Kolt Bruh dan sedang memikirkan sistem pengiriman ke luar Jakarta.

Dalam keberjalanan Kolt Bruh, Wulan didukung oleh tunangannya, Blaise Russell, yang mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru mengenai kopi dari Wulan. Dalam wawancara singkat ini Blaise mengakui bahwa sebelum bertemu dengan Wulan, guru dari Texas yang sudah tinggal di Jakarta selama 4 tahun ini tidak mengetahui apa-apa tentang kopi. Sehingga, pengalamannya membuat Kolt Bruh bersama Wulan menjadi pengalaman yang telah membuka matanya pada banyaknya rasa cinta yang diberikan oleh setiap orang di setiap proses pengolahan kopi dari pohon hingga ke gelas. Dari pengalaman ini, Blaise berharap untuk membagi rasa cinta yang telah diberikan dalam pembuatan kopi melalui Kolt Bruh. Blaise berharap agar Kolt Bruh dapat mengubah pandangan orang mengenai kopi dan mengubah asosiasi kopi dengan rasa pahit yang harus diberikan gula. Melalui Kolt Bruh, Blaise berharap agar publik dapat fokus merasakan dan mengapresiasi kopi yang diminum.

Kopi yang digunakan untuk membuat Kolt Bruh adalah kopi arabika organik dari daerah Petang, Bali. Kopi ini dipilih oleh Wulan sebagai bahan dasar Kolt Bruh karena kedekatan Wulan dengan masyarakat di daerah perkebunan kopi tersebut. Metode yang digunakan untuk membuat kopi ini adalah imersi (perendaman) dalam air untuk mengekstraksi kopi dan kemudian kopi disaring menggunakan saringan kertas untuk menghilangkan ampas kopi. Hasilnya adalah seduhan kopi dengan aroma fermentasi yang cukup kuat dan rasa pahit yang halus namun cukup intens. Rasa yang timbul dari kopi ini adalah rasa tembakau, tanah (earthy), dan sedikit kayu manis. Setelah diteguk, terdapat rasa asap (smoky) dan gosong (toast) yang menyisa di tenggorokan. Tingkat kekentalan kopi ini termasuk dalam kekentalan menengah. Sementara untuk keasaman kopi, sesuai dengan keinginan penyeduhnya, Kolt Bruh telah berhasil untuk menghilangkan keasaman kopi sehingga seduhan kopi ini sama sekali tidak asam. 

Kolt Bruh dapat menjadi pilihan yang menarik bagi peminum kopi yang tidak menyukai rasa asam dan cenderung menyukai rasa pahit pada kopi. Ditambah lagi, panasnya Jakarta juga memberikan nilai tambah bagi penikmat kopi untuk menikmati kesegaran kopi dingin ini. Akan tetapi, karena pilihan penyeduh untuk menghilangkan rasa asam pada seduhan kopi, rasa lain yang mungkin timbul dari asam kopi, seperti rasa bebuahan dan manis fermentasi, juga ikut hilang. Sehingga rasa kopi Kolt Bruh tidak akan memenuhi ekspektasi peminum kopi yang menyukai rasa fermentasi yang sering timbul pada kopi seduh dingin.


Galeri Foto:

No comments:

Post a Comment