Lama gak jumpa sama tulisan receh a la si Wak. Belakangan ini si Bing yang nulis, si Wak mungkin lagi kehabisan ide buat nulis. Sekarang baru Wak akan mulai nulis lagi. Kali ini mau cerita tentang kunjungan ke ulang tahun pertama kedai tetangga, Kafeo Brewrey beberapa minggu lalu. Selamat ulang tahun yes!
Di acara ulang tahun itu ternyata ada semacam talkshow yang mendatangkan seorang barista, roaster, dan petani sekaligus processor kopi. Mereka semua bercerita pengalaman tentang kopi. Mulai dari perkenalan dengan si biji sampai akhirnya memutuskan berprofesi sebagai pegiat kopi dengan bidang pekerjaan masing-masing.
Yang menarik dari perbincangan tersebut adalah penjelasan dari hulu ke hilir perjalanan si hitam nikmat, yaitu kopi. Dimulai dari penanaman sampai pascapanen kopi untuk diolah sebelum diroasting, sampai diseduh dan bisa kita nikmati.
"Perjalanan yang cukup panjang."Yah begitulah perjalanan kopi mulai dari penanaman sampai bisa dinikmati setiap tetesnya. Mungkin ada pertanyaan, apakah ini yang membuat kopi khususnya jenis single origin harganya lebih tinggi dibandingkan dengan kopi sobek, diseduh, dan hilang semua ampasnya.
Wow! Magic! Jawabannya TIDAK.
Produsen kopi pabrikan besar juga melakukan cara tersebut, dari hulu ke hilir. Bagaimana dengan kedai kopi lain, kenapa harga kopi di kedai kopi lebih mahal? Idealnya untuk mendapatkan kopi dengan kaya citarasa (kompleks) itu perlu perlakuan khusus mulai dari pascapanennya.
Mulanya...
Setelah buah kopi berwarna merah dipetik, proses pascapanen merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pengolahan kopi. Proses ini sederhananya akan menghasilkan green beans.
Kemudian dilanjut untuk proses pemilihan setiap biji untuk mendapat rasa kopi yang maksimal. Pemilihan biji kopi sebelum diroasting sangat penting, mulai dari ukuran seragam sampai membuang green beans cacat dan berjamur.
Setelah proses pemilihan biji secara sempurna seperti lagu Andra and The Back Bone, green beans akan masuk pada proses roastery atau pemanggangan kopi oleh seorang roaster. Dari sisi roastery, mereka setidaknya mendapatkan informasi detil tentang green beans yang siap dipanggang, seperti asal daerah, varietas, ketinggian. Tujuan dari informasi tersebut nanti akan mempermudah roaster untuk mendapat profil kopi yang dipanggangnya sebelum diseduh barista.
Berikutnya...
Pemanggangan kopi sudah selesai, sampailah si kopi yang sudah menghitam ini di kedai mungil Kopi Yuk!
Di sinilah moment of truth. Di tangan barista, kopi ini kemudian harus disajikan kepada sobat Kopi Yuk! Kopi yang sudah dipanggang itu diolah dengan beberapa metode pembuatan kopi oleh barista. Bisa memakai teknik manual brewing atau dengan menggunakan mesin kopi. Seorang barista sekarang ini harus mampu menjelaskan perjalanan si kopi tersebut jika ada penikmatnya yang bertanya, atau bahkan sampai pada pertanyaan, "Bagaimana rasanya?".
Jadi, kopi enak itu begitu panjang prosesnya. Begitu pula tanggung jawab besar barista yang harus menghadirkan kopi nikmat di setiap cangkir. Jadi seorang barista itu tidak semudah menyeduh kopi sobek bukan?