Sunday, March 11, 2018

Peran Barista


Dulu sosok barista dikenal dengan panggilan Bar Men yang kemudian berubah menjadi Barista. Gampangannya yang disebut barista adalah orang yang bertugas menyeduh kopi untuk pembeli di sebuah kedai kopi.

Pengalaman peribadi saya menjadi barista sendiri berawal dari 2009 semasa kuliah. Pada waktu itu belum banyak kedai kopi serius (memiliki berbagai metode brewing dan berbagai jenis biji kopi pilihan). Masa itu saya baru dikenalkan dua jenis kopi, arabica dan robusta. Secara rasa pun saya tidak bisa membedakan. Begitu juga dengan penyeduhan menggunakan mesin kopi. Selain ada uang jajan tambahan dari pekerjaan itu, saya juga sudah merasa keren dengan titel "barista" saat itu. Haha...

Lepas dari cerita di atas, saya mulai mengamati apa saja peran barista sebuah kedai kopi dan juga untuk pelanggannya. Setiap hari minggu, saya dan Bing dengan rute yang berbeda mampir ke kedai kopi di sekitar Jogja.

Tujuannya sangat mulia, memperkenalkan diri, siapa tahu bisa saling bantu antara kedai kopi. Sepanjang perjalanan (yang diberi tagar #mampir) kami banyak ngobrol dengan barista yang bertugas saat itu. Semua punya cerita menarik tentang pengalaman selama jadi barista. Buat kamu yang ke kedai kopi dengan bergerombol, coba deh untuk memberanikan diri berkunjung sendiri. Mulai dengan sebuah pertanyaan untuk barista atau kalau kamu beruntung justru barista yang sedang bertugas itu akan menemanimu ngobrol.


Saya agak takut menyebut diri saya seorang barista. Merasa ilmu masih belum cukup untuk mendapatkan titel tersebut. Belum banyak pengalaman yang saya punya juga jadi sebuah rasa penolakann. Tapi saya dan Bing mencoba fokus pada menu dan yang paling utama adalah kemauan kami untuk NGOBROL.

Kami selalu mengajak pelanggan untuk ngobrol dan kalau bisa kami akan 'paksa' mereka untuk bercerita. Kenapa kami terlihat memaksakan? Menurut saya dan Bing, obrolan itu bisa meringankan beban dan tentu saja, menyenangkan. Dari obrolan sederhana, syukur-syukur menjadi sebuah pertemanan apa lagi pertemanan yang saling menguntungkan, misalnya dengan berbagi proyek, dan masih banyak konsumen dari kedai mungil kami yang akhirnya bisa bekerjasama dalam hal apapun.

Tujuan yang saya dan Bing impikan adalah menjadi penghubung. Seperti sudah diceritakan, kami berhasil menghubungkan orang-orang yang memerlukan rekan untuk bekerjasama. Setelah berteman dengan beberapa konsumen yang-entah-dari-mana, kami mencoba untuk memasukkan diri ke dalam sebuah obrolan yang lebih luas, yaitu dengan cara mengenalkan kepada pelanggan lain. Seru kan?

"Bagaimana dengan kopi-nya?"
Menyajikan kopi sesuai dengan selera konsumen memang sudah menjadi tugas barista. Saya dan Bing berusaha menjalankan sepenuh dan segenap hati. Jadi, jangan khawatir untuk masalah rasa, karena rasa adalah selera. Belum tentu selera saya dan Bing sama. Yang penting apa pun rasanya silakan bercerita supaya kita bisa memulai sebuah perbincangan.

No comments:

Post a Comment