Friday, December 16, 2016

Cara Mengendalikan Hama dan Pantogen pada Tanaman Kopi


1. Hama Tanaman Kopi
Nematoda parasit, yaitu Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis. Pengendalian disarankan menggunakan metode kimiawi seperti karbofuran (Curaterr 3 G) ataupun tanaman tahan, seperti klon BP 961.

Hama penggerek buah kopi, yaitu Hypothenemus hampei. Untuk pengendalian disarankan melakukan pengaturan naungan agar pertanaman tidak terlalu gelap, atau penggunaan parasitoid Cephalonomia stephanoderis ataupun menggunakan tanaman yang masak serentak seperti USDA 762 untuk arabika dan BP 234 dan BP 409.

Kutu dompolan atau kutu putih Planococcus citri, yang disarankan dikendalikan dengan pengaturan naungan, maupun cara kimia dengan insectisida propoksur (poxindo 50 WP).

Kutu hijau (Coccus viridis) atau kutu coklat (Saesetia coffeae), pengendalian yang disarankan dengan pemeliharaan dan pemupukan yang berimbang atau cara kimia menggunakan tepung Sividol atau Karbaril maupun penyemprotan insektisida (Anthio 330n EC).

Penggerek cabang Xylosandrus spp. yang dikendalikan dengan memotong cabang terserang, pemangkasan, dan membakar ranting-rantingnya.

Penggerek batang merah Zeuzera coffeae, disarankan dikendalikan dengan memotong batang terserang maupun cara kimia dan biologis lainnya.

Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr) Hama ini dikenal sebagai hama Bubuk Buah Kopi (BBK) termasuk kedalam family Scolytdae, ordo Coleoptera. Hama menyerang dan berkembang biak pada berbagai jenis kopi. Serangga masuk dari ujung buah maupun biji yang masih di pohon maupun yang telah jatuh ke tanah. Pengendalian harus dilakukan bila intensitas serangan >10%. Pengendalian dapat dilakukan melalui sanitasi kebun, pembiakan dan pelepasan parasitoid Cephalonomia stepiana Deri serta penggunaan jamur Beauveria basiana. Sanitasi dilakukan dengan petik buah. Petik buah adalah mengambil semua buah yang rusak awal karena serangan, rampasan adalah mengambil semua buah yang ada di panen, sedangkan lelesan
2. Penyakit Tanaman Kopi
Menurut Puslitkoka (2006), penyakit utama pada tanaman kopi adalah :
  • Karat daun, dikendalikan dengan menanam tanaman tahan (misal S 795) serta pemangkasan dan pemupukan agar tanaman cukup kuat dan bugar serta menggunakan cara kimiawi dengan fungisida kontak (misal Cupravit OB 21, dll.).
  • Bercak daun, dikendalikan dengan pemberian naungan yang cukup tapi pertanaman tidak lembab serta cara kimiawi dengan penyemprotan Bavistin 50 WP, dll.
  • Jamur upas, dikendalikan dengan memotong batang sakit dan dibakar potongan-potongan tersebut ataupun dengan pemberian fungisida Calixin RP, dll.
  • Busuk buah dan busuk cabang, dikendalikan dengan memetik buah terserang dan buah tersebut dibakar atau dipendam ataupun cara kimiawi dengan pemberian fungisida Delsene MX 200 atau sejenisnya.
  • Jamur akar coklat, dikendalikan dengan membongkar akar tanaman yang terserang lalu dibakar dan bekasnya tidak ditanami lagi minimal 2 tahun.
  • Penyakit rebah batang, dikendalikan dengan pengaturan naungan agar cukup sinar matahari ataupun menyemprot pembibitan dengan Delsene MX 200.

3. Kopi Metoda

Program konversi penanaman kopi Robusta menjadi kopi Arabika di lahan ketinggian menengah memang diakui sebagian besar menemui beberapa kendala dan ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu munculnya serangan nematoda Radopholus similis Cobb. Namun berdasarkan pengujian ketahanan fase bibit diketahui bahwa sebagian besar klon kopi Robusta anjuran rentan terhadap serangan nematode Pratylenchus coffeae, sedang kopi Arabika tipe katai selain rentan terhadap R. similis, juga rentan serangan P. coffeae. Kopi Robusta klon BP 308 yang mempunyai sifat tahan terhadap nematoda, menyerbuk silang, sehingga apabila diperbanyak dengan benih, sifat ketahanan tersebut akan mengalami segregasi. Untuk mempertahankan sifat ketahanan, cara perbanyakan yang dianjurkan adalah secara klonal, salah satunya dengan setek.

Gejala kerusakan di atas tanah tidak spesifik. Bibit yang terserang kerdil, kurus, daun kecil, menguning dan gugur. Daun yang tertinggal biasanya hanya daun pucuk. Proses kematian tanaman oleh serangan nematoda berlangsung perlahan-lahan. Pada bagian tanaman di bawah tanah sangat spesifik sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya serangan nematoda. Apabila menyerang akar serabut yang masih aktif menyerap unsur hara, mengakibatkan akar membusuk dan tidak berfungsi. Tanaman mudah digoyang dan dicabut. Serangan nematoda kadang-kadang diikuti oleh serangan kutu putih akar (Planococcus sp).

Pengendalian nematoda ini dapat dilakukan dengan:

  • Melakukan rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang yaitu koro benguk (Mucuna sp.), kakao lindak dan tebu,
  • Menanam batang bawah dengan yang tahan nematode seperti kopi ekselsa dan beberapa klon kopi konuga, kopi Robusta klon BP 961 dan BP 595.
  • Penggunaan nematoda dazoment dan methansodium di pembibitan serta oksamil, karbofuran, etoprofos dan kadusafos di lapangan.
  • Aplikasi bahan organik (pupuk kandang dan kulit kopi).

No comments:

Post a Comment